ACARA I SIMULASI PENGENALAN BEBERAPA
UNSUR INTERPRETASI I.
TUJUAN Memperkenalkan beberapa unsur
interpretasi melalui simulasi, terutama warna/rona, tekstur,dan pola. II.
ALAT DAN BAHAN 1.
Perlengkapan simulasi 2.
Tabel isian 3.
Alat tulis III.
DASAR TEORI Menurut Lillesand and
Keifer (1979) Pengindraan jauh (remote sensing) adalah ilmu dan seni untuk
memperoleh informasi tentang suatu objek, daerah, atau fenomena dengan jalan
analisis data yang diperoleh melalui alat perekam (sensor) yang menggunakan
gelombang elektromagnetik sebagai media perantaranya tanpa menyentuh
objek tersebut.Menurut Campbell ,Penginderaan jauh adalah ilmu untuk
mendapatkan informasi mengenai permukaan bumi seperti lahan dan air dari citra
yang diperoleh dari jarak jauh. Berdasarkan kedua definisi diatas,maka dapat
disimpulkan bahwa penginderaan jauh adalah ilmu dan seni untuk memperoleh
informasi tentang objek,wilayah atau gejala dengan jalan melakukan analisis
menggunakan alat tanpa kontak langsung dengan objek yang dikaji. Agar objek
bisa diamatidan didekati oleh penafsir,maka diperlukan media. Media ini berupa
citra. Citra dapat diperoleh melalui perekaman fotografis yang menghasilkan
foto udara, sedangkan perekaman lain menghasilkan citra non foto..citra foto udara
selalu berupa gambar cetak yang diproduksi dan direproduksi dari master rekaman
berupa film. Untuk dapat melakukan interpretasi,penafsir memerlukan unsur-unsur
pengenal pada objek atau gejala yang terekam pada citra. Unsur unsur ini
disebut
unsur interpretasi.yang terdiri atas
rona/warna,bentuk,ukuran,bayangan,tekstur,pola,situs,asosiasi.
unsur interpretasi.yang terdiri atas
rona/warna,bentuk,ukuran,bayangan,tekstur,pola,situs,asosiasi.
Rona dan Warna
Rona (tone / color tone / grey tone)
adalah tingkat kegelapan atau tingkat kecerahan obyek pada citra. Rona pada
foto pankromatik merupakan atribut bagi obyek yang berinteraksi dengan
seluruh spektrum tampak yang sering disebut sinar putih, yaitu spektrum dengan
panjang gelombang (0,4
–
0,7) μm.
Berkaitan dengan penginderaan jauh,
spektrum demikian disebut spektrum lebar, jadi rona merupakan tingkatan dari
hitam ke putih atau sebaliknya. Warna merupakan ujud yang tampak oleh mata
dengan menggunakan spektrum sempit, lebih sempit dari spektrum tampak. Sebagai
contoh, obyek tampak biru, hijau, atau merah bila hanya memantulkan spektrum
dengan panjang gelombang (0,4
–
0,5) μm, (0,5 –
0,6) μm, atau (0,6 –
0,7) μm.
Sebaliknya, bila obyek menyerap
sinar biru maka ia akan memantulkan warna hijau dan merah. Sebagai akibatnya
maka obyek akan tampak dengan warna kuning Rona dan warna disebut unsur dasar.
Hal ini menunjukkan betapa pentingnya rona dan warna dalam pengenalan
obyek.Tiap obyek tampak pertama pada citra berdasarkan rona atau warnanya.
Setelah rona atau warna yang sama dikelompokkan dan diberi garis batas untuk
memisahkannya dari rona atau warna yang berlainan, barulah tampak bentuk,
tekstur, pola, ukuran dan
bayangannya. Itulah sebabnya maka
rona dan warna disebut unsur dasar.
Bentuk
Bentuk merupakan variabel
kualitatif yang memerikan konfigurasi atau kerangka suatu obyek (Lo,
1976).Bentuk merupakan atribut yang jelas sehingga banyak obyek yang dapat
dikenali berdasarkan bentuknya saja. Bentuk, ukuran, dan tekstur pada Gambar 1
dikelompokkan sebagai susunan keruangan rona sekunder dalam segi
kerumitannya.Bermula dari rona yang merupakan unsur dasar dan termasuk primer
dalam segi kerumitannya.Pengamatan atas rona dapat dilakukan paling mudah.Oleh
karena itu bentuk, ukuran, dan tekstur yang langsung dapat dikenali
berdasarkan rona, dikelompokkan sekunder kerumitannya. Contoh pengenalan
obyek berdasarkan bentuk - Gedung sekolah pada umumnya berbentuk huruf I, L, U,
atau berbentuk empat segi panjang - Gunungapi berbentuk kerucut, sedang bentuk
kipas alluvial seperti segi tiga yang alasnya cembung
Ukuran
Ukuran ialah atribut obyek
berupa jarak, luas, tinggi, lereng, dan volume.Karena ukuran obyek pada citra
merupakan fungsi skala, maka di dalam memanfaatkan ukuran sebagai unsur
interpretasi citra harus selalu diingat skalanya. Contoh pengenalan obyek
berdasarka ukuran: - Ukuran rumah sering mencirikan apakah rumah itu rumah
mukim, kantor, atau industri. Rumah mukim umumnya lebih kecil bila dibanding
dengan kantor atau industri. - Lapangan olah raga di samping dicirikan oleh
bentuk segi empat, lebih dicirikan oleh ukurannya, yaitu sekitar 80 m x 100 m
bagi lapangan sepak bola, sekitar 15 m x 30 m bagi lapangan tennis, dan
sekitar 8 m x 10 m bagi lapangan bulu tangkis.
Tekstur
Tekstur
adalah frekuensi perubahan rona pada citra (Lillesand dan Kiefer
1979) atau pengulangan rona kelompok
obyek yang terlalu kecil untuk dibedakan secara individual (Estes dan Simonett,
1975).Tekstur sering dinyatakan dengan kasar, halus, dan belang-belang. Contoh
pengenalan obyek berdasarkan tekstur: - Hutan bertekstur kasar, belukar
bertekstur sedang, semak bertekstur halus. - Tanaman padi bertekstur halus,
tanaman tebu bertekstur sedang, dan tanaman pekarangan bertekstur kasar . -
Permukaan air yang tenang bertekstur halus.
Pola
Pola, tinggi, dan bayangan
pada Gambar 1 dikelompokkan ke dalam tingkat kerumitan tertier.Tingkat
kerumitannya setingkat lebih tinggi dari tingkat kerumitan bentuk, ukuran, dan
tekstur sebagai unsur interpretasi citra.Pola atau susunan keruangan merupakan
ciri yang menandai bagi banyak obyek bentukan manusia dan bagi beberapa
obyek alamiah. Contoh: - Permukaan transmigrasi dikenali dengan pola yang teratur,
yaitu dengan rumah yang ukuran dan jaraknya seragam, masing-masing menghadap ke
jalan. - Kebun karet, kebun kelapa, kebun kopi dan sebagainya mudah
dibedakan dari hutan atau vegetasi lainnya dengan polanya yang teratur, yaitu
dari pola serta jarak tanamnya.
Bayangan
Bayangan bersifat
menyembunyikan detail atau obyek yang berada di daerah gelap. Obyek atau gejala
yang terletak di daerah bayangan pada umumnya tidak tampak sama sekali atau
kadang-kadang tampak samar-samar. Meskipun demikian, bayangan sering merupakan
kunci pengenalan yang penting bagi beberapa obyek yang justru lebih
tampak dari bayangannya. Contoh: - Cerobong asap, menara, tangki minyak, dan
bak air yang dipasang tinggi lebih tampak dari bayangannya
- Tembok stadion, gawang sepak bola,
dan pagar keliling lapangan tenis pada foto berskala 1: 5.000 juga lebih tampak
dari bayangannya. - Lereng terjal tampak lebih jelas dengan adanya bayangan.
Situs
Bersama-sama dengan asosiasi,
situs dikelompokkan ke dalam kerumitan yang lebih tinggi pada Gambar
diatas.Situs bukan merupakan ciri obyek secara langsung, melainkan dalam
kaitannya dengan lingkungan sekitarnya. Situs ini berupa unit terkecil dalam
suatu sistem wilayah morfologi yang dipengaruhi oleh faktor situs, seperti: (1)
beda tinggi, (2) kecuraman lereng, (3) keterbukaan terhadap sinar, (4)
keterbukaan terhadap angin, dan (5) ketersediaan air permukaan dan air tanah.
Lima faktor situs ini mempengaruhi proses geomorfologi maupun proses atau
perujudan lainnya. Contoh: - Tajuk pohon yang berbentuk bintang
mencirikan pohon palma. Mungkin jenis palma tersebut berupa pohon kelapa,
kelapa sawit, sagu, nipah, atau jenis palma lainnya. Bila tumbuhnya
bergerombol (pola) dan situsnya di air payau, maka yang tampak pada foto
tersebut mungkin sekali nipah. - Situs kebun kopi terletak di tanah miring
karena tanaman kopi menghendaki pengaturan air yang baik. - Situs
pemukiman memanjang umumnya pada igir beting pantai, tanggul alam, atau di
sepanjang tepi jalan.
Asosiasi
Asosiasi dapat diartikan
sebagai keterkaitan antara obyek yang satu dengan obyek lain. Adanya
keterkaitan ini maka terlihatnya suatu obyek pada citra sering merupakan
petunjuk bagi adanya obyek lain. Contoh: - Di samping ditandai dengan bentuknya
yang berupa empat persegi panjang
serta dengan ukurannya sekitar 80 m
x 100 m, lapangan sepak bola di tandai dengan adanya gawang yang situsnya pada
bagian tengah garis belakangnya. Lapangan sepak bola berasosiasi dengan
gawang.Kalau tidak ada gawangnya, lapangan itu bukan lapangan sepak bola.Gawang
tampak pada foto udara berskala 1: 5.000 atau lebih besar. - Stasiun
kereta api berasosiasi dengan jalan kereta api yang jumlahnya lebih dari satu
(bercabang). - Gedung sekolah di samping ditandai oleh ukuran bangunan yang
relatif besar serta bentuknya yang menyerupai I, L, atau U, juga ditandai
dengan asosiasinya terhadap lapangan olah raga. Pada umumnya gedung sekolah
ditandai IV.
CARA KERJA 5.1
Latihan Pengamatan Rona dan Warna 1.
Memperhatikan dua macam contoh warna
(versi 1 dan versi 2). Memperhatikan warna versi 1,terdapat gradasi warna
hitam,merah,kuning,hijau dengan gradasi intensitas yang sama yaitu mulai dari
3%,10%,20%,30%,hingga 100%. 2.
Pada warna versi 2, memperhatikan
kombinasi warna yang berbeda
dimana setiap kelompok ‘matriks’
warna dibentuk oleh tiga macam
hue
, yaitu intensitas tertentu untuk
merah, dengan berbagai gradasi hijau dan biru sehingga menghasilkan warna
tertentu. Memperhatikan setiap kombinasi warna yang muncul dan presentase
setiap warna penyusunannya. 3.
Melakukan estimasi (memberikan
perkiraan) pada suatu himpunan warna versi 3 tanpa informasi apapun, berapa
persen intensitas warna merah, hijau, dan biru yang membentuk warna-warna itu
sesuai dengan kombinasi warna pada versi 2. Kemudian menuliskan jawaban pada
lembar yang terpisah. 4.
Memperhatikan himpunan warna versi
4,dimana terdapat 6 matriks warna,masing-masing matriks tersusun dari 5x5 kotak
dengan kombinasi warna yang berbeda. Tepat pada bagian tengah tiap
matriks terdapat warna kehijauan
(kotak warna ke-13). Kemudian, menentukan gradasi warna sesuai dengan contoh
warna pada versi 1. 5.
Melakukan hal yang sama pada
himpunan warna versi 5, dimana kotak ke-13 pada setiap matriks berwarna
kemerahan. 5.2
Latihan Pengamatan Tekstur 1.
Memperhatikan sebutan untuk tiap
contoh-contoh tekstur tanpa warna dan dengan warna (tekstur versi 1) beserta
kenampakan yang mewakilinya. 2.
Menyebut kenampakan contoh tekstur
warna yang belum dinamai (versi 2) yang diberikan oleh asisten. Kemudian,
menulis jawaban pada lembar kertas yang disediakan. 5.3
Latihan Pengamatan Pola 1.
Memperhatikan contoh pola (pola
versi 1dan 3,tekstur versi 1), di mana sebagian dari contoh tersebut juga bisa
digunakan untuk pengenalan tekstur (tekstur versi 1 dan 2). Memperhatikan
cara penamaan pola tersebut. 2.
Latihan Pendefinisian
rona/warna,tekstur dan pola sekaligus 3.
Memberikan deskripsi untuk
masing-masing potongan foto udara/cita mulai dari foto A sampai foto M yang
meliputi warna/rona,tekstur dan pola sekaligus sehingga setiap deskripsi
tersebut jelas dalam mewakili kenampakan obyek. V.
HASIL PRAKTIKUM 1.
Tabel gradasi warna versi 3 :
estimasi persentase NO. % Merah %Hijau %Biru 1. 2. 3.
4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13.
14. 2.
Tabel versi 4 : estimasi persentase
dengan latar belakang Gambar 1.4 No. Gambar Gradasi (%) 1. A 2. B 3. C 4.
D 5. E 6. F 3.
Tabel versi 5 : estimasi persentase
dengan latar belakang Gambar 1.5 No. Gambar Gradasi (%) 1. A 2. B 3. C 4.
D 5. E
6. F 4.
Tabel versi 2 : contoh-contoh
tekstur dan latihan pendefinisiannya No. Gambar Tekstur 1. 1 2. 2 3. 3 4.
4 5. 5 6. 6 7. 7 8. 8 9. 9 10. 10 11. 11
12. 12 5.
Tabel pola versi 2 : contoh pola dan
pendefinisiannya No. Gambar Pola 1. 1
2. 2 3. 3 4. 4 5. 5 6. 6 7. 7 8. 8 9. 9
6.
Tabel pola versi 4: contoh pola dan
pendefinisiannya No. Gambar Pola 1. 10 2. 11 3. 12 4. 13 5. 14 6. 15 7.
Tabel latihan pendefinisian rona/warna, tekstur dan pola sekaligus No.
Objek Rona/Warna Tekstur Pola 1. Foto A 2. Foto B 3. Foto C 4. Foto D 5. Foto E
6. Foto F 7. Foto G 8. Foto H 9. Foto I 10. Foto J 11. Foto K 12. Foto L 13.
Foto M \
DAFTAR PUSTAKA
Lillesand, Thomas M. dan Ralph W.
Kiefer. 1999.
Penginderaan Jauh dan Interpretasi
Citra
. Yogyakarta : Gadjah Mada
University Press. Sutanto. 1999.
Penginderaan Jauh
. Yogyakarta : Gadjah Mada
University Press.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar