Sabtu, 07 Maret 2015

perhitungan curah hujan wilayah



ACARA 1

PERHITUNGAN CURAH HUJAN WILAYAH


I.     Landasan Teori
Jumlah curah hujan merupakan tebal air hujan yang jatuh di permukaan bumi dan dinyatakan dalam satuan mm atau cm. Curah hujan yang jatuh di permukaan bumi ini tidak selalu merata, tetapi kadang-kadang sangat deras, deras, normal, lemah, dan sangat lemah. Tingkat kederasan curah hujan ini disebut derajat hujan. Masing-masing derajat hujan akan menimbulkan afek pada tanah yang bermacam-macam.
Tebal curah hujan dapat diukur dengan alat penakar hujan yang disebut raingauge. Alat penakar curah hujan ini ada yang otomatik dan non-otomatik. Pada praktikum ini digunakan alat ukur curah hujan non-otomatik. Prinsip kerja alat penakar curah hujan ini adalah menampung air hujan yang jatuh kedalam alat ukur yang memiliki diameter tertentu dan selanjutnya diukur ketebalannnya.
    Curah hujan yang jatuh di suatu wilayah jarang sekali  merata. Apalagi pada suatu wilayah yang luas dan bergunung-gunung, maka  hujan merata hampir tidak pernah terjadi, sehingga pengukuran curah hujan wilayah ini dengan menggunakan satu stasiun pengamatan tidak sesuai, karena tidak dapat mewakili curah hujan seluruh wilayah tersebut. Adapun faktor-faktor yang berpengaruh terhadap distribusi curah hujan wilayah adalah letak lintang, ketinggian tempat, posisi dan luas wilayah, topografi, jarak dari pantai, asal angin, arah angin, dan temperatur laut.
    Sehubungan dengan itu, untuk menentukan besarnya curah hujan wilayah harus diperhitungkan dari beberapa titik pengamatan curah hujan. Prinsip dari perhitungan ini adalah menghitung rata-rata dari data hasil pengukuran beberapa  titik pengamatan tersebut. Ada tiga cara untuk menghitung rata-rata curah hujan wilayah yaitu Rata-rata Aljabar, Polygon Thiessen, dan Isohyet. Adapun rumus perhitungannya adalah:

a. Rata-rata Aljabar
P = 1/n (P1 + P2 + ... + Pn)
       

        
             Keterangan :
                                     P = rata-rata curah hujan wilayah (mm)
                        P1,2,...,n  = curah hujan pada stasiun 1, 2, ..., n (mm)
                                     n = jumlah stasiun pengukuran

b. Rata-rata Polygon Thiessen

        A1P1 +A2P2 + ... + AnPn
P =  ----------------------------------
                 A1 + A2 + ... + An
                                      


             
             Keterangan :
                                     P = rata-rata curah hujan wilayah (mm)
                     P1, 2, ..., n  = curah hujan pada stasiun 1, 2, ... , n (mm)
                    A1, 2, ..., n  =  luas wilayah pengaruh setiap stasiun curah hujan (km2)

 c. Rata-rata Isohiet

       A1((P1+P2)/2) + A2((P2+P3)/2) + ... + An((Pn-1+Pn)/2)
P =  --------------------------------------------------------------------
                                        A1 + A2 + ... + An
                                                  
                                            


                
                    Keterangan :   
                                    P = rata-rata curah hujan wilayah (mm)
                     P1, 2, ... , n = curah hujan pada garis isohiet 1, 2, ... , n (mm)
                    A1, 2, ... , n = luas wilayah pengaruh antara 2 garis kontur (km2)

2. Tujuan
             Tujuan praktikum pengukuran curah hujan ini adalah:
a)      Mengetahui tebal hujan sesaat di beberapa tempat di kampus UM.
b)      Menganalisis perbedaan intensitas hujan di beberapa tempat di kampus UM.
c)      Menghitung rata-rata curah hujan di kampus UM.
d)     Menghitung volume air hujan yang jatuh di kampus UM pada saat tertentu.

3. Alat dan Bahan
     Alat dan bahan yang digunakan dalam pengurukan curah hujan terdiri dari:
     - manual raingauge
     - tiang penyangga raingauge
     - arloji
     - alat tulis (buku catatan dan pensil/bolpoint)
     - Peta wilayah
     - Penggaris
     - Kertas grafik
     - Kalkulator

4. Cara Kerja
     Beberapa prosedur kerja dalam pengukuran curah hujan adalah sebagai berikut:
(1) Ikuti ketentuan pemasangan alat penakar hujan yaitu:
Ø  Tempat pengukuran hujan harus terhindar dari angin kencang
Ø  Alat penakar hujan   harus  berjarak minimal 1 kali tinggi rintangan seperti  pohon, bangunan dan sebagainya.
Ø  Ketinggian alat (corong) antara 1-1,5 meter guna menghindari adanya pengaruh angin
Ø  Yakinkan bahwa alat telah aman dari gangguan orang dan binatang.
Ø  Posisi alat tidak jauh dari tenaga pengamat
Ø  Secara teknis peralatan dapat dipertanggungjawabkan
(2)  Pasanglah alat penakar hujan sebelum terjadi hujan.
(3)  Ukurlah curah hujan sesaat di beberapa tempat/stasiun yang ditetapkan dalam peta dengan menggunakan alat penakar hujan non-otomatik.   
(4)  Untuk memperoleh data curah hujan pada suatu peristiwa hujan, amati/catat arloji atau nyalakan stopwatch ketika hujan mulai jatuh dan matikan setelah hujan berhenti. Selanjutnya catat lamanya terjadi hujan dan ukur ketebalan hujan dengan gelas ukur dan selanjutnya dicatat.
(5) Masukkan data hasil pengukuran curah hujan setiap stasiun kedalam peta wilayah yang tersedia.
(6)  Hitunglah rata-rata curah hujan wilayah dengan menggunakan tiga cara tersebut, dengan mengikuti petunjuk berikut:
 1) Untuk menghitung rata-rata aljabar seperti  rumus di atas, anda tinggal menjumlahkan semua curah hujan yang diukur dibagi dengan jumlah stasiun pengukuran.
 2) Untuk  menghitung rata-rata dengan Polygon Thiessen, prosedurnya adalah:
Ø  Tarik garis hubung antar stasiun terdekat selanjutnya tarik garis bagi
Ø  Garis bagi merupakan batas wilayah pengaruh hujan setiap stasiun
Ø  Hitunglah luas wilayah pengaruh setiap stasiun dengan sistem grid
Ø  Hitung rata-rata curah hujan wilayah dengan mennggunakan rumus di atas
 3) Untuk menghitung rata-rata dengan Isohiet, prosedurnya adalah:
Ø  Setelah data hujan dimasukkan dalam peta, buatlah garis isohietnya
Ø  Garis isohiet menghubungkan titik-titik yang memiliki curah hujan sama
Ø  Hitunglah luas setiap wilayah yang terletak antara 2 garis isohiet
Ø  Hitung rata-rata curah hujan wilayah dengan menggunakan rumus di atas
(7) Jawablah pertanyaan-pertanyaan dibawah ini.
           
5. Hasil Pengukuran dan Perhitungan
a.  Hasil pengukuran dimasukkan kedalam lembar pengamatan berikut ini:
Ø   Nama/Kel Pengamat                        :
Ø   N I M                                               :
Ø   Lokasi Pengamatan                          : Taman Perpustakaan UM Pusat
Ø   Tanggal Pengamatan                        : 30 Januari 2015
Ø  Lama hujan                                       : setengah jam (30 menit) 
Ø  Tebal hujan                                        : mm

b. Hitunglah intensitas hujan di setiap titik pengamatan !
Tergolong dalam kategori hujan apa?
Analisislah mengapa intensitas hujan di lingkungan kampus UM berbeda!
c. Perhitungan Curah Hujan Wilayah
1)      Rata-rata curah hujan wilayah dengan cara aljabar .............. mm
2)      Rata-rata curah hujan wilayah dengan cara Polygon Thiessen .............. mm
3)      Rata-rata curah hujan wilayah dengan cara Isohiet ............... mm
Dari data hasil perhitungan tersebut, bandingkan nilai yang diperoleh dari ketiga   cara! 
Mengapa  perhitungan yang diperoleh dari tiga cara hasilnya berbeda ?
d. Hitunglah total volume air hujan yang jatuh di kampus UM saat itu!!


Tidak ada komentar:

Posting Komentar