Minggu, 24 April 2016

PENGENALAN JENIS CITRA



ACARA II
PENGENALAN JENIS JENIS CITRA
I.          TUJUAN
Mengenal jenis-jenis citra penginderaan jauah dan melatih kemapuan mengenali jenis-jenis citra tersebut
II.      ALAT DAN BAHA
Berbagai macam citra tercetak (hard copy) antara lain:
1.Citra Foto udara Pankromatik berwarna
2.Citra Foto udara Pankromatik Hitam Putih
3.Citra Satelit Quickbird
4.Citra Satelit Ikonos
5.Citra Satelit Landsat 7 ETM+

III.             DASAR TEORI
Citra merupakan gambaran yang terekam oleh kamera atau sensor lainnya (Hornby,
1974).

Citra adalah gambaran rekaman suatu obyek (biasanya berupa gambaran pada foto) yang dibuahkan dengan cara optik, elektro-optik, optik mekanik, atau elektronik.
Citra adalah gambaran obyek yang dihasilkan oleh pantulan atau pembiasan sinar yang difokuskan oleh sebuah lensa atau sebuah cermin (Simonett et al, 1983).

Sensor dalam Pengideraan Jauh
Citra dihasilkan melalui proses perekaman dengan bantuan sensor.
Sensor ada dua: Sensor fotografik dan sensor non-fotografik.
Sensor non fotografik masih dapat dirinci menjadi sensor peminadi (pelarik/penyiam atau scanner) dan sensor radar/gelombang mikro.

Sensor Fotografik
Sensor ini menangkap kenampakan obyek melalui perekaman besarnya pantulan sinar (gelombang elektromagnetik) dari obyek yang masuk melalui susuan lensa pada kamera dn kemudian mengenai lapisan film yang peka cahaya.

Sensor Fotografik

Variasi warna yang muncul pada gambar yang dihasilkan terganting pada:
1.Sistem lensa, diafragma, dan filter yang digunakan untuk menerima cahaya
2.Jenis dan kepekaan film
3.Spektrum panjang gelombang yang diizinkan masuk ke dalam sistem kamera.


Kamera dengan film hanya mampu bekerja dalam rentang 0,4 μm-0,9 μm (perluaannya sampai spektrum inframerah dekat).
•Proses fotografik:
–Sinar yang diizinkan masuk tersebut secara serentak menerpa film
–Sinar yang meninggalkan jejak kekuatan energi paparan pada tingkat pembakaran yang ada pada film tersebut
–Film kemudian diproses secara kimiawi di laboratorium, dan dicetak menjadi foto udara berwarna maupun hitam putih, tergantung pada jenis film dan pencetakan yang digunakan.

Sensor Non-Fotografik

Sensor non-fotografik berupa scanner menerima pantulan dari satu wilayah sangat sempit pada permukaan bumi (instanteous field of view/IFOV =medan pandang sesaat) yang masuk ke dalam sistem lensa, dan kemudian mendeteksi besarnya pantulan tersebut dengan detektor peka cahaya.

Penyiaman (scanning)
ACROSS TRACK Sistem kensa menyilang arah geka wahana. Jadi selama wahana maju ke depan, sistem lensa bergerak ke kanan atau ke kiri (Whiskbroom)

ALONG TRACK
Along-track
1.Pemindai ini berupa CCD (Charge Coupled Device) yaitu sederet detektor yang berjumlah ribuan keping per spektrum panjang gelombang.
2.Gerak dari oemindai ini adalah menyapu sepanjang gerak wahana yang membawanya (Pushbroom)

AREA ARRAY
Area Array
1.Tersusun atas dua dimensi CCD berbentuk matrks.
2.Sehingga sensor dapat difungsikan secara diam dan menangkap informasi spektral obyek tanpa melakukan gerakan sepanjang orbit atau menyilang ke arah orbit





Data hasil pemindaian disimpan secara digital, yaitu disimpan dalam kode biner dengan tingkat kecerahan 0-63. 0-127, 0-255, atau bahkan 0-2047. Angka-angka digital yang mewakili variasi nilai pantulan ini kemudian dibaca oleh program komputer, dan setiap titik obyek dengan nilai digital tertentu diubah menjadi sel-sel penyusun gambar pada layar monitor yang disebut pixel.









Multispektral dan Multiband
Sensor yang dioperasikan dengan spektrum yang sangat sempit namun dalam jumlah banyak (lebih dari 1 spektrum) maka citra ini disebut citra multispektral. Sistem fotografik sebenarnya juga mampu menghasilkan foto pada berbgai saluran, namun membutuhkan beberapa lensa sekaligus pada kameranya. Foto semacam ini disebut foto multiband.


Sensor Gelombang Mikro-Radar

Dapat dilakukan secara tegak maupun miring/menyamping Namun lebih banyak dilakukan menyamping karena sistem radar merupakan sistem aktif yang mengirim sinyal gelombang dari suatu antena, dan sekaligus menerima hamburan balik yang dicatat oleh sensor.
Karena pengiriman sinyal dilakukan menyamping (side-looking), maka pada umumnya lereng yang menghadap sensor akan tampak cerah sedangkan lereng yang membelakangi sensor tampak gelap. Hal ini mengakibatkan citra yang dihasilkan cenderung mampu menyajukan kenampakan relief dengan baik.

Sensor Gelombang Mikro-Radar
Sinyal yang kembali ke sensor dicatat amplitudo dan frekuensinya sekaligus sejauh masih dalam lingkup lebar pancaran (karena ketika gelombang dipancarkab oleh sensor, wahana sudah bergerak maju, sehingga tidak seluruh pantulan yang betupa hamburan balik akan sampai ke sensor.
•Sinyal kembali ini kemudian dibandingkan dengan sinyal referensi yang dimiliki oleh sistem, dan juga diperhitungkan akibat intervensi antara sinyak datang dan yang kembali ke sensor.
•Sinyal ini disimpan secara fotopgrafis dan menghasilkan ‘film sinyal’.
Citra dengan format asli digital mempunyai ciri pengenal lain, yaitu resolusi spasial.
Resolusi spasial secara langsung terkait denfan kerincian informasi spasial citra (seberapa rinci citra itu mampu menyajikan ukuran obyek terkecil).
Jadi setiap 1 pixel dalam layar monitor mampu mewakili berpa luas dalam keadaan asli di lapangan.





Pengenalan Resolusi Spasial dan Pola Spektral
Citra dengan format asli digital mempunyai ciri pengenal lain, yaitu resolusi spasial.
•Resolusi spasial secara langsung terkait denfan kerincian informasi spasial citra (seberapa rinci citra itu mampu menyajikan ukuran obyek terkecil).
•Jadi setiap 1 pixel dalam layar monitor mampu mewakili berpa luas dalam keadaan asli di lapangan.

POLA PANTULAN SPEKTRAL OBYEK
Pantulan Spektral
Air jernih cenderung memberikan pantulan yang lebih rendah daripada air keruh pada semua wilyah panjang gelombang
•Vegetasi memberikan pantulan sangat rendah pada spektrum biru, meningkat agak tinggi pada spektrum hijau (oleh karena itu, tampak hijau di mata manusia), menurun lagi di spektrum merah (karena serapan kuat oleh pigmen daun), dan meningkat sangat tajam di spektrum inframerah dekat akibat pantulan oleh ruang antra sel pada jaringan spongy daun.
•Vegetasi kembali memberikan pantulan rendah di saluran inframerah tengah I dan inframerah II karena pengaruh kandungan lengas (kelembaban) yang tinggi.
•Tanah bertekstur rekatif kasar (pasiran) atauapunrelatif lembab memebrikan pantulan yang cenderung meningkat dari spektrum biru ke inframerah dekat, kemudian sedikit turun pada spektrum inframerah dekat I dan II karena oengaruh serapan oleh lengas tanah.
•Tanah bertekstur relatif halus ataupun berna merah di lapangan dan sangat tipis cendrung memberikan pantulan yang terus meningkat sering dengan meningkatnya panjang gelombang.
IV.   CARA KERJA

1.Mempersiapkan alat-alat yang akan digunakan baik macam-macam citra maupun foto udara
2.Mengidentifikasi kenampakan yang ada pada citra-citra tersebut, baik kenampakan alam maupun kenampakan budaya.
3.Mengisikan pada tabel berbagai kenampakan pada citra yang telah dikenali.

V.      HASIL PRAKTIKUM
1.Tabel identifikasi kenampakan foto udara pankromatik berwarna (terlampir)
2.Tabel identifikasi kenampakan foto udara pankromatik hitam putih (terlampir)
3.Tabel identifikasi kenampakan citra satelit Quickbird (terlampir)
4.Tabel identifikasi kenampakan citra satelit Ikonos (terlampir)
5.Tabel identifikasi kenampakan citra satelit Landsat 7 ETM+ (terlampir)


VI.PEMBAHASAN

VII.KESIMPULAN
VIII.DAFTAR PUSTAKA
Petunjuk praktikum penginderaan jauh
PJ file foto citra

Tidak ada komentar:

Posting Komentar